“Perilaku Guru Dalam Pembentukan Akhlak Peserta
Didik”
Oleh: Sadi Suharto, S.Ag
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Anak didik adalah subjek utama dalam
pendidikan. Dialah yang belajar setiap saat. Belajar anak didik tidak mesti
harus selalu berinteraksi dengan guru dalam proses interaksi edukatif. Dia juga
bisa belajar mandiri tanpa harus menerima pelajaran dari guru di sekolah. Bagi
anak didik belajar seorang diri merupakan kegiatan yang dominan, setelah pulang
sekolah anak didik harus belajar di rumah, mereka mungkin menyusun jadwal
belajar pada malam, pagi dan sore hari, demikian lah anak didik selalu belajar
dengan jadwal belajar yang telah diprogramkan.
Tokoh-tokoh aliran
behaviorisme beranggapan bahwa anak didik yang melakukan aktivitas belajar
seperti membaca buku, mendengarkan penjelasan guru, mengarahkan pandangan
kepada seorang guru yang menjelaskan di depan kelas, termasuk ke dalam kategori
belajar, mereka tidak melihat ke dalam fenomena psikologis anak didik. Apakah
anak didik menguasai buku yang telah di baca, apakah sudah betul-betul
menguasai dan mengerti penjelasan guru, bukanlah masalah bagi para penganut
aliran behaviorisme, yang penting bagi mereka, bila seorang telah melakukan
aktivitas belajar, itulah belajar, aliran ini berpegang pada realitas yang
terlihat dengan mata telanjang dengan mengabaikan proses mental dengan segala
perubahannya sebagai akibat dari aktivitas belajar tersebut. Karenanya, anak
didik selalu menjadi persoalan dalam proses pendidikan. Berdasarkan paparan
diatas penulis tertarik dalam penyusunan makalah ini dengan judul “Pengaruh Prilaku Guru Dalam Pembentukan
Akhlak Anak Didik”
B.
Rumusan Masalah
Adalah
rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1. Anak didik dan proses belajar
2. setiap anak didik berbeda
3. Belajar berdasarkan prinsip tertentu
4. Guru sebagai pribadi kunci
5. Guru sebagai pengajar dan pendidik
1. Anak didik dan proses belajar
2. setiap anak didik berbeda
3. Belajar berdasarkan prinsip tertentu
4. Guru sebagai pribadi kunci
5. Guru sebagai pengajar dan pendidik
6. Ucapan dan
perilaku guru dapat menjadi motivasi bagi anak didik
7. Tanggung jawab
seorang pendidik
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dalam penyusunan karya tulis ini adalah :
1.
Untuk memenuhi tugas akhir kuliah
2.
Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan
bagi penulis dalam menyebarkan ilmu yang sudah diperoleh baik disekolahan
maupun diluar sekolah terutama tentang belajar yang baik dan efektif.
3.
Untuk mengetahui manfaat dari belajar,
serta peran guru dan murid dalam pendidikan
D. Metodologi Penulisan
Dalam mengumpulkan data, metode yang saya gunakan untuk menyusun Makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.
Library Reseach atau Kepustakaan.
Maksudnya bahwa dalam pembuatan atau penyusunan karya ilmiah ini berdasarkan
kajian atau telaahan dari berbagai buku kepustakaan, terutama yang ada hubungan
dengan judul yang penulis kemukakan, yang penulis kutip secara langusung
ataupun tidak langsung.
2.
Metode Komperatif, yaitu dengan cara
membandingkan beberapa pendapat orang lain dan pengalaman penulis sendiri untuk
dapat dijadikan satu kesimpulan-kesimpulan yang dipandang penting oleh penulis.
BAB II
PERILAKU GURU DALAM
PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK DIDIK
A. Pengertian Prilaku
Definisi perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah tanggapan atau reaksiindividu yang terwujud di gerakan (sikap); tidak
saja badan atau ucapan.Simpang, sebagai kata dasar menyimpang memiliki
pengertian sebagai berikut:
1.
sesuatu yangmemisah (membelok,
bercabang, melencong, dan sebagainya) dari yang lurus (induknya);
2.
tempat berbelok atau bercabang dari
yang lurus (tentang jalan). Sedangkan pengertianmenyimpang sendiri adalah
membelok menempuh jalan yang lain atau jalan simpangan ; membelok supaya jangan
melanggar atau terlanggar (oleh kendaraan dan sebagainya);menghindar
3.
tidak menurut apa yang sudah ditentukan
; tidak sesuai dengan rencana dansebagainya ;
4.
menyalahi (kebiasaan dan sebagainya);
5.
menyeleweng (dari hukum,kebenaran, agama, dan
sebagainya).
Sedangkan menurut Carl Jung (www. wikipedia.org)
seorang ahli yang membahas tentang sikap. Ia mendefinisikan tentang sikap
sebagai "kesiapan dari psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara
tertentu". Sikap sering muncul dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang
yang lainnya tidak disadari.
B.
Pengertian Guru
Menurut pepatah Jawa, Guru adalah digugu lan ditiru yang
berarti bahwa guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi siswanya dan masih
ada banyak pepatah yang berhubungan dengan guru lainnya walaupun intinya sama.
Saat ini sosok guru sudah ikut "ter-reformasi". Guru dituntut untuk
memiliki ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan mengikuti kemajuan jaman.
Sudah tidak waktunya lagi guru yang kaku, memiliki pengetahuan terbatas, dan
tidak mau terbuka dengan kemajuan teknologi.
Sedangkan Menurut UU RI NO 14 TAHUN 2005 Tentang Guru dan
Dosen, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah
C.
Akhlak,
Definisi Dan Pembagiannya
1.
Arti
Akhlak
Dalam kamus besar
bahasa indonesia online kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti;
kelakuan.. Sebenarnya kata akhlak
berasal dari bahasa Arab, dan jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia bisa
berarti perangai, tabiat. Sedang
arti akhlak secara istilah sebagai berikut; Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M)
mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya
untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) mengatakan akhlak adalah sifat yang
tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan
mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Dari
pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah segala
sesuatu yang berkaitan dengan perilaku/perbuatan manusia.
2.
Pembagian
Akhlak
Secara umum
akhlak atau perilaku/perbuatan manusia terbagi menjadi dua;
Pertama; akhlak yang baik/mulia dan
Kedua; aklak yang buruk/tercela.
3.
Macam-macam
akhlak
- Akhlak
terhadap diri sendiri
- Aklak
terhadap keluarga (Orang tua, akhlak terhadap adik/kakak)
- Akhlak
terhadap teman/sahabat, teman sebaya
- Akhlak
terhadap guru
- Akhlak
terhadap orang yang lebih muda dan lebih tua
- Akhlak
terhadap lingkungan hidup/linkungan sekitar.
Dan inti dari
berkakhlak tersebut diatas intinya adalah berakhlak baik kepada Allah SWT.
Karena Allah SWT telah menjadikan diri dan lingkungan sekitar dengan lengkap
dan sempurna.
4.
Tugas
Manusia/Tindakan Manusia
Allah SWT
menciptakan manusia dengan tujuan utama penciptaannya adalah untuk beribadah.
Ibadah dalam pengertian secara umum yaitu melaksanakan segala perintah dan
menjauhi segala larangannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Manusia
diperintahkan-Nya untuk menjaga, memelihara dan mengembangkan semua yang ada
untuk kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Dan Allah SWT sangat membeci manusia
yang melakukan tindakan merusak yang ada. Maka karena Allah SWT membenci
tindakan yang merusak maka orang yang cerdas akan meninggalkan perbuatan itu,
dia sadar bahwa jika melakukan per buatan terlarang akan berakibat pada
kesengsaraan hidup di dunia dan terlebih-lebih lagi di akhirat kelak, sebagai
tempat hidup yang sebenarnya. Maka intinya manusia harus berakhlak yang
mulia.
BAB III
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
A. Anak Didik dan Proses Belajar
Anak didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Di sekolah
anak didik belajar menurut gaya mereka masing-masing. Perilaku anak didik
bermacam-macam dalam menerima pelajaran dari guru, seorang anak didik dengan
tekun dan penuh konsentrasi menerima pelajaran dari guru atau mengerjakan tugas
yang telah diberikan, anak didik yang lain disela-sela penjelasan guru, mengambil
kesempatan membicarakan hal-hal lain yang terlepas dari masalah pelajaran, di
waktu yang lain ada anak didik yang duduk melamun yang terlepas dari pengamatan
guru. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, permasalahan yang
timbul dari perilaku anak didik bermacam-macam ketika pelajaran sedang
berlangsung di kelas.
B. Setiap Anak Didik Berbeda
Kalau persoalan perbedaan anak didik ini tidak mendapat
empat dalam pendidikan tradisional, maka dalam pendidikan modern masalah
perbedaan individual anak ini mendapatkan perhatian prioritas dengan
memperhatikan perbedaan individual anak ini diharapkan guru jangan lagi
mengulangi kesalahan-kesalahan dalam menilai anak didik sebagai pribadi.
Kesalahan itu misalnya guru tidak mengindahkan perbedaan individual dan
mewujudkan pelajaran kepada anak-anak yang sedang, terlampau banyak
memperhatikan anak-anak yang bodoh atau yang pandai bagi kesanggupan anak.
(Witheington : 1986 : 128)
Perbedaan individual anak didik cukup banyak, yang semuanya
merupakan ciri dan kepribadian anak didik sebagai individu. Suharismi Ari
Kunto; 1990 : 3) melihat kepribadian anak didik itu mencakup aspek jasmani,
agama, intelektual, sosial, etika, dan estetika. Semuanya sebagai kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan. Keenam aspek diatas kendati semuanya dimiliki oleh anak
didik. Karenanya, setiap anak didik punya keunikan sendiri-sendiri atas dasar
keadaan yan demikian secara ideal perlakuan terhadap anak didik harus berbeda
seutuhnya. Diakui oleh Abu Ahmadi (1991:108) bahwa anak didik selain ada
perbedaannya. Juga ada persamannya, paling tidak ada beberapa persamaan dan
perbedaan yang harus mendapatkan perhatian seperti pada aspek kecerdasan
(Inteligensi), kecakapan, prestasi, bakat, sikap, kebiasaan, ciri-ciri
jasmaniah, minat, cita-cita, kebutuhan, kepribadian dan pola-pola dan tempo
perkembangan serta latar belakang lingkungan.
Kadar daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran
bervariasi dengan tingkat keberhasilan mulai dari kurang, minimal, optimal dan
maksimal. Hal ini sebagai indikator bahwa penguasaan bahan pelajaran oleh anak
didik bermacam-macam untuk meminimalkan tingkat perbedaan yang ekstern ini,
maka berikanlah waktu yang bervariasi dalam belajar anak didik. Dengan begitu,
setiap anak didik dapat menguasai bahan pelajaran seluruhnya. Dan kesan ada
anak pandai dan anak kurang pandai dapat di netralisasi
C. Belajar Berdasarkan Prinsip Tertentu
Telah dipahami bahwa belajar adalah berubah. Berubah berarti
belajar, tidak berubah berarti tidak belajar. Itulah sebabnya hakikat belajar
adalah perubahan tetapi tidak semua perubahan berarti belajar. Setelah
melakukan kegiatan belajar didapatkan hasil yang efektif dan efisien tentu saja
diperlukan prinsip-prinsip belajar tertentu yang dapat melapangkan jalan ke
arah keberhasilan belajar. Oleh karena itulah, beberapa prinsip belajar berikut
ini perlu ditelaah dengan seksama untuk mendapatkan pengertian yang mendalam
sehingga dapat menerangkan ke dalam kegiatan belajar baik di rumah maupun di
sekolah.
1.
Prinsip Bertolak Dari Motivasi
Motivasi untuk belajar
adalah penting dalam melakukan kegiatan belajar. Motivasi merupakan pendorong
yang dapat melahirkan kegiatan bagi seseorang. Seseorang yang bersemangat untuk
menyelesaikan suatu kegiatan karena ada motivasi yang kuatir dalam dirinya.
Motivasi sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke
dalam bentuk suatu kegiatan nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi
merupakan faktor menentukan dan berfungsi menimbulkan, mendasari dan
mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam
mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar
kesuksesan, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat belajar. Sebaliknya mereka
yang memotivasi lemah, tampak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju
pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran, akibatnya
banyak mengalami kesulitan belajar. Akhirnya, motivasi mempunyai arti yang
sangat penting dalam belajar. Fungsi motivasi yang terpenting adalah sebagai
pendorong timbulnya aktivitas, sebagai pengarah, dan sebagai penggerak untuk
melakukan suatu pekerjaan
2.
Prinsip Pemusatan Perhatian
Dalam belajar di
perlukan pemusatan perhatian. Tanpa ini perbuatan belajar akan menghasilkan
kesia-siaan. Ketidakmampuan seseorang berkonsentrasi dalam belajar di sebabkan
buyarnya perhatian terhadap suatu obyek. Hal inilah yang tidak di inginkan oleh
siapapun yang sedang belajar. Cukup banyak orang yang mengeluh akibat tidak
mampu memusatkan perhatian, padahal bahan pelajaran yang harus di kuasai sangat
banyak. Ingin belajar ada gangguan. Kalaupun dapat berkonsentrasi hanyalah
dalam waktu yang relatif sangat sedikit. Tetapi hal ini masih untung, karena
masih ada orang lain yang tidak mampu memusatkan perhatian walaupun sebentar. Kini
perlu di sadari betapa penting pemusatan perhatian dalam belajar. Tanpa
pemusatan perhatian, motivasi yang besarpun tidak akan banyak dapat berbuat
untuk membantu mengatasinya. Akhirnya, konsentrasi (pemusatan perhatian) adalah
fungsi jiwa terhadap sesuatu masalah atau obyek dengan mengosongkan pikiran
dari hal-hal lain, yang di anggap mengganggu.
3.
Prinsip Pengambilan Pengertian Pokok
belajar yang berhasil
adalah ditandai tersimpan nya sejumlah kesan didalam otak. Agar sebagian besar
kesan-kesan itu dapat tersimpan didalam otak adalah tidak mudah, seperti
membalikkan telapak tangan. Pokok pikiran itu di namakan “topik”, topik itulah
yang di kembangkan menjadi sebuah paragraf. Pengambilan pengertian pokok
mempercepat penguasaan bahan yang telah di pelajari.
4.
Prinsip Pengulangan
belajar bukanlah
proses dalam kehampaan, tetapi ber proses dengan penuh makna, agar kesan-kesan
itu mudah diangkat ke alam sadar diperlukan frekuensi pengulangan dengan
memanfaatkan kesan-kesan berupa ilmu pengetahuan itu, sesering mungkin. Artinya
ilmu pengetahuan yang di dapat dari hasil belajar harus dimanfaatkan untuk
menjawab berbagai permasalahan kehidupan. Bukan membiarkan nya mengisi otak
tanpa arti.
D.
Guru sebagai pribadi
kunci
Secara keseluruhan guru adalah figure yang menarik perhatian
semua orang, entah dalam keluarga, dalam masyarakat atau di sekolah. Tidak ada
seorang pun yang tidak mengenal figure guru. Hal ini di karenakan figure guru
itu bermacam-macam.
Masyarakat melihat guru sebagai figure yang kharismatik kemuliaan seorang guru tercermin dari kepribadian sebagai manifestasi dari sikap dan perilaku dari kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sedikit cela dan nista dari pribadi guru, maka masyarakat akan mencaci habis-habisan dan hilanglah wibawa itu. Di sekolah, figure guru merupakan pribadi kunci gurulah panutan utama bagi anak didik. Semua sikap dan perilaku guru akan dilihat, di dengar, dan ditiru olah anak didik.
Masyarakat melihat guru sebagai figure yang kharismatik kemuliaan seorang guru tercermin dari kepribadian sebagai manifestasi dari sikap dan perilaku dari kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sedikit cela dan nista dari pribadi guru, maka masyarakat akan mencaci habis-habisan dan hilanglah wibawa itu. Di sekolah, figure guru merupakan pribadi kunci gurulah panutan utama bagi anak didik. Semua sikap dan perilaku guru akan dilihat, di dengar, dan ditiru olah anak didik.
Sebagai pribadi yang selalu di gugu dan di tiru, tidaklah
berlebihan bila anak didik selalu mengharapkan figure guru yang senantiasa
memperhatikan kepentingan mereka. Figure guru yang selalu memperhatikan
kepentingan anak didik biasanya mendapatkan ekstra perhatian dari anak didik.
Anak didik senang dengan sikap dan perilaku yang baik yang di perlihatkan oleh
guru. Seperti di kutip oleh Syaiful Bahri Djamarah (1994:61), Frend W, Hart
telah melakukan penelitian terhadap 3,725 orang anak didik HIG HTS School di
Amerika Serikat. Dari hasil penelitiannya itu, dia menyimpulkan dengan
mengemukakan 10 sikap yang baik dan di senangi anak didik sebagai berikut :
1.
Sikap menolong pekerjaan sekolah dan
menerangkan pelajaran dengan jelas dan mendalam serta menggunakan contoh-contoh
yang baik dalam mengajar.
2.
Periang dan gembira
3.
Bersikap bersahabat, merasa sebagai anggota
dalam kelompok kelas
4.
Menaruh perhatian dan memahami anak
didiknya
5.
Berusaha agar pekerjaan menarik
6.
Tegas, sanggup menguasai kelas dan dapat
membangkitkan rasa hormat.
7.
Tidak ada yang lebih di senangi, tak
pilih kasih
8.
Tidak suka mengomel, mencela, dan
sarkastis.
9.
Anak didik benar-benar merasakan bahwa
ia mendapatkan sesuatu dari guru
10.
Mempunyai pribadi yang dapat diambil
contoh dari pihak anak didik dan masyarakat lingkungannya.
E.
Guru sebagai pengajar
dan pendidik
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses
pendidikan. Unsur manusiawi lainnya adalah anak didik. Guru dan anak didik
berada dalam suatu relasi kejiwaan, keduanya berada dalam proses interaksi
edukatif dengan tugas dan peranan yang berbeda. Guru yang mengajar dan mendidik
dan anak didik yang belajar dengan menerima bahan pelajaran dari guru di kelas.
Oleh karena itu, walaupun mereka berlainan secara fisik dan mental, tetapi
mereka tetap seiring dan setujuan untuk mencapai kebaikan akhlak, kebaikan moral,
kebaikan hukum, kebaikan sosial dan sebagainya.
Semua norma tersebut di atas tidak akan pernah dimiliki oleh
anak didik bila guru tidak mentransformasikan nya dengan kegiatan belajar
mengajar. Mengajar adalah tugas guru untuk menuangkan sejumlah bahan pelajaran
kedalam otak anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar,
karenanya Withering ton (1986:1135) mengatakan bahwa teacher’s activity is o stimulate learning activity, teaching is not a
routime process, it is original,
inventive, creative. Mengajar adalah transfer of knowledge kepada anak
didik. Mengajar selalu berlangsung dalam suatu kondisi yang di sengaja untuk
diciptakan untuk mengantarkan anak didik kearah kemajuan dan kebaikan.
Guru adalah spiritual
father bagi anak didik. Kemuliaan guru akan tercermin dalam kebaikan
perilaku anak didik. Sekolah sebagai panti rehabilitasi anak merupakan
laboratorium keilmuan bagi guru dalam mengajar dan membelajarkan anak didik
dalam perspektif keilmuan. Di tempat ini anak didik belajar bebas terpimpin,
aktif, kreatif, dan mandiri di bawah bimbingan dan pengawasan yang mulia dari
guru.
F.
Ucapan
dan Perilaku Guru dapat Menjadi Motivasi Bagi Siswa
Bagi seorang
siswa, setiap kata- kata yang diucapkan oleh seorang guru merupakan semangat
tersendiri dalam kegiatan pembelajaran bahkan masa depan seorang siswa dan hal
itu dapat menjadikan motivasi yang dapat merubah pandangan setiap siswa. Pada
dasarnya, setiap siswa mempunyai tujuan ketika ia duduk di bangku sekolah,
mulai tujuan untuk memenuhi wajib belajar 9 tahun, memperoleh prestasi, hingga
untuk merubah hidupnya menjadi lebih baik.
Mayoritas siswa akan mendengarkan
kata- kata guru dan melihat bahkan cenderung meniru perilaku guru. Kata- kata
guru akan lebih banyak diingat oleh siswa dan perilaku guru akan lebih
mempengaruhi perilaku siswa. Ketika guru ditempatkan sebagai seorang motivator,
guru sebaiknya mampu mengarahkan siswa supaya menjadi pribadi yang lebih baik
melalui setiap tutur kata dan perilaku.
Sebagai seorang
motivator, seorang guru sebaiknya mengetahui apa hobi, kemampuan serta cita-
cita siswanya, sehingga guru bisa mengarahkan siswa dan anak bisa memotivasi
dirinya untuk bisa maju dalam hobi, kemampuan, dan cita- citanya.
Seorang guru
baiknya memberi contoh kepada siswa, ketika kita memerintah siswa supaya
membuang sampah pada tempatnya, siswa akan meniru kebiasaan itu ketika siswa
melihat sendiri guru membuang sampah pada tempatnya. Seorang guru pada saat
kegiatan belajar mengajar dalam kelas, misalnya “ayo, budi selesaikan soal ini,
kamu pasti bisa”. Dengan ucapan guru tersebut siswa mendapatkan semangat
tersendiri untuk mengerjakan soal.
Ingat kata- kata
“guru (digugu lan ditiru)”, setiap kata dan perilaku guru memberi kontribusi
besar bagi keberhasilan siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas karena
setiap siswa memperhatikan gurunya. Jadi, guru berilah praktek dari teori-
teori yang anda berikan kepada siswa, tentunya yang terbaik bagi siswa dan
jangan lupa senyum, senyum akan menarik perhatian siswa untuk menimbulkan rasa
percaya diri siswa pada saat kegiatan pembelajaran.
G.
Tanggung Jawab Seorang Pendidik
Diantara tanggung jawab besar yang jelas
diperhatikan dan disoroti oleh Islam juga oleh penalaran logika, adalah
tanggung jawab seorang pendidik terhadap orang-orang yang berada di pundaknya,
berupa tanggung jawab pengajaran, bimbingan dan pendidikan. Ini sesungguhnya
bukan tanggung jawab kecil dan ringan, karena telah dituntut sejak seorang anak
dilahirkan hingga ia mencapai usia remaja, bahkan sampai ia menginjak usia
dewasa yang sempurna.
Seorang pendidik, baik guru, ayah ibu,
maupun tokoh masyarakat, ketika melaksanakan tanggung jawabnya secara sempurna,
penuh dengan rasa amanat, kesungguhan serta sesuai dengan petunjuk Islam, maka
sesungguhnya ia telah mengarahkan segala usahanya untuk membentuk individu yang
penuh dengan kepribadian dan keistimewaan. Ia juga sesungguhnya telah ikut
andil dalam membentuk keluarga saleh yang penuh dengan kepribadian dan
keistimewaan diatas. Dengan demikian, baik disadari maupun tidak, ia telah ikut
mengambil bagian penting dalam membangun masyarakat ideal. Inilah logika Islam
dalam menciptakan kemaslahatan.
Kalau diteliti ayat-ayat Al Qur'an Al Karim
maupun hadis-hadis Rasulullah Saw. yang menganjurkan kepada para pendidik untuk
melaksanakan tangggung jawab mereka dan memperingatkan mereka manakala
melalaikan tanggung jawabnya itu.
Diantara ayat-ayat tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Al Qur’an
Surah At Tahrim ayat 6
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR
Artinya:
"Hai orang-orang yang beriman,
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka" (QS At Tahrim: 6)
2. Al Qur’an Surah An Nisa ayat 11
ÞOä3Ϲqã ª!$# þÎû öNà2Ï»s9÷rr& ( 3
Artinya: "Allah mensyariatkan bagimu tentang
(pembagian pusaka untuk) anak-anakmu..."(QS An Nisa': 11)
3.
Al qur’an
Surah Al Baqarah ayat 233
* ßNºt$Î!ºuqø9$#ur z`÷èÅÊöã £`èdy»s9÷rr& Èû÷,s!öqym Èû÷ün=ÏB%x. (
Artinya:
"Para ibu hendaklah menyusukan
anak-anaknya selama dua tahun penuh." (QS Al Baqarah: 233)
Sedangkan diantara hadis-hadis yang
berkenaan dengan persoalan ini adalah sebagai berikut:
1.
"Seorang
laki-laki (suami) adalah pemimpin di dalam keluarganya dan ia bertanggung jawab
terhadap yang dipimpinnya itu. Dan seorang wanita (istri) adalah pemimpin di
dalam rumah suaminya dan ia bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya
itu." (HR.Bukhari dan Muslim)
2.
"Seorang
yang mendidik anaknya itu lebih baik daripada bersedekah satu sha'."(HR.
At Tirmidzi)
3.
"Seorang
ayah tidak pernah memberi kepada anaknya sesuatu yang lebih baik dari pada adab
yang mulia." (HR. At Tirmidzi)
4.
"
Ajarkanlah kebaikan kepada anak-anak kamu dan keluarga kamu dan didiklah
mereka" (HR. Abdur Razzaq dan Sa'id bin Mansur)
5.
"
Didiklah anak-anakmu pada tiga hal: mencintai Nabimu, mencintai ahli baitnya, dan
membaca Al Qur'an." (HR. Ath Thabrani)
6.
"Kedua
kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sebelum ia ditanya
tentang empat hal: tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya
untuk apa ia rusakkan, tentang hartanya dari mana ia mendapatkannya dan untuk
apa ia menafkahkannya, dan tentang ilmunya yang ia amalkannya." (HR At
Tirmidzi)
Bertolak dari petunjuk-petunjuk Al Qur'an
dan hadis Nabi di atas, para pendidik betul-betul menaruh perhatian yang sangat
besar terhadap persoalan pendidikan anak-anak mereka dari generasi ke generasi,
mereka juga sangat memperhatikan pengajaran dan bimbingan untuk meluruskan
penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada anak mereka
BAB IV
PENUTUP
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Setelah kita membahas tentang topik yang menjadi bahasan
pada pembahasan dalam karya tulis ini, maka penulis memberikan kesimpulan
sebagai berikut:
1.
Anak didik adalah subyek utama dalam
pendidikan, dan guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan.
Keduanya berada dalam proses interaksi, dengan tugas dan peranan yang berbeda.
2.
Setiap anak didik berbeda, perbedaan
individual anak didik cukup banyak, yang semuanya merupakan ciri dan
kepribadian anak didik sebagai individu.
3.
Figur guru merupakan pribadi kunci,
karena guru panutan utama bagi anak didik.
4.
Guru sebagai pengajar dan pendidik,
mengajar adalah tugas guru untuk menuangkan sejumlah bahan pelajaran kedalam
otak anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar.
5.
Sebagai guru harus memiliki dan
menguasai prinsip-prinsip mengajar dan selalu aktif-kreatif menerapkannya dalam
kegiatan belajar mengajar.
B.
Saran-Saran
1. Dengan
adanya anak didik dan guru maka proses belajar mengajar bisa berjalan dengan
baik, sehingga pembelajaran dan tujuan dari pendidikan tercapai.
2. Saya harapkan kita sebagai pendidik bisa dan mampu menjadi seorang guru
yang baik dan disenangi anak didik.
3. Saya
harapkan guru harus mempunyai prinsip-prinsip dalam mengajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar