Rabu, 02 Oktober 2013

Contoh Makalah "Perilaku Guru Dalam Pembentukan Akhlak Peserta Didik"



Perilaku Guru  Dalam Pembentukan Akhlak  Peserta
 Didik”

Oleh: Sadi Suharto, S.Ag





BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Anak didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Dialah yang belajar setiap saat. Belajar anak didik tidak mesti harus selalu berinteraksi dengan guru dalam proses interaksi edukatif. Dia juga bisa belajar mandiri tanpa harus menerima pelajaran dari guru di sekolah. Bagi anak didik belajar seorang diri merupakan kegiatan yang dominan, setelah pulang sekolah anak didik harus belajar di rumah, mereka mungkin menyusun jadwal belajar pada malam, pagi dan sore hari, demikian lah anak didik selalu belajar dengan jadwal belajar yang telah diprogramkan.
Tokoh-tokoh aliran behaviorisme beranggapan bahwa anak didik yang melakukan aktivitas belajar seperti membaca buku, mendengarkan penjelasan guru, mengarahkan pandangan kepada seorang guru yang menjelaskan di depan kelas, termasuk ke dalam kategori belajar, mereka tidak melihat ke dalam fenomena psikologis anak didik. Apakah anak didik menguasai buku yang telah di baca, apakah sudah betul-betul menguasai dan mengerti penjelasan guru, bukanlah masalah bagi para penganut aliran behaviorisme, yang penting bagi mereka, bila seorang telah melakukan aktivitas belajar, itulah belajar, aliran ini berpegang pada realitas yang terlihat dengan mata telanjang dengan mengabaikan proses mental dengan segala perubahannya sebagai akibat dari aktivitas belajar tersebut. Karenanya, anak didik selalu menjadi persoalan dalam proses pendidikan. Berdasarkan paparan diatas penulis tertarik dalam penyusunan makalah ini dengan judul Pengaruh Prilaku Guru Dalam Pembentukan Akhlak Anak Didik”

B.       Rumusan Masalah
Adalah rumusan masalah dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut:
1.  Anak didik dan proses belajar
2. setiap anak didik berbeda
3. Belajar berdasarkan prinsip tertentu
4. Guru sebagai pribadi kunci
5. Guru sebagai pengajar dan pendidik
6. Ucapan dan perilaku guru dapat menjadi motivasi bagi anak didik
7. Tanggung jawab seorang pendidik
C.      Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam penyusunan karya tulis ini adalah :
1.        Untuk memenuhi tugas akhir kuliah
2.        Untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan bagi penulis dalam menyebarkan ilmu yang sudah diperoleh baik disekolahan maupun diluar sekolah terutama tentang belajar yang baik dan efektif.
3.        Untuk mengetahui manfaat dari belajar, serta peran guru dan murid dalam pendidikan

D.      Metodologi Penulisan
Dalam mengumpulkan data, metode  yang saya gunakan untuk menyusun Makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Library Reseach atau Kepustakaan. Maksudnya bahwa dalam pembuatan atau penyusunan karya ilmiah ini berdasarkan kajian atau telaahan dari berbagai buku kepustakaan, terutama yang ada hubungan dengan judul yang penulis kemukakan, yang penulis kutip secara langusung ataupun tidak langsung.
2.      Metode Komperatif, yaitu dengan cara membandingkan beberapa pendapat orang lain dan pengalaman penulis sendiri untuk dapat dijadikan satu kesimpulan-kesimpulan yang dipandang penting oleh penulis.


BAB II
PERILAKU GURU DALAM PEMBENTUKAN AKHLAK ANAK DIDIK

A.   Pengertian Prilaku
Definisi perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan atau reaksiindividu yang terwujud di gerakan (sikap); tidak saja badan atau ucapan.Simpang, sebagai kata dasar menyimpang memiliki pengertian sebagai berikut:
1.    sesuatu yangmemisah (membelok, bercabang, melencong, dan sebagainya) dari yang lurus (induknya);
2.    tempat berbelok atau bercabang dari yang lurus (tentang jalan). Sedangkan pengertianmenyimpang sendiri adalah membelok menempuh jalan yang lain atau jalan simpangan ; membelok supaya jangan melanggar atau terlanggar (oleh kendaraan dan sebagainya);menghindar
3.    tidak menurut apa yang sudah ditentukan ; tidak sesuai dengan rencana dansebagainya ;
4.    menyalahi (kebiasaan dan sebagainya);
5.     menyeleweng (dari hukum,kebenaran, agama, dan sebagainya).
Sedangkan  menurut Carl Jung (www. wikipedia.org) seorang ahli yang membahas tentang sikap. Ia mendefinisikan tentang sikap sebagai "kesiapan dari psike untuk bertindak atau bereaksi dengan cara tertentu". Sikap sering muncul dalam bentuk pasangan, satu disadari sedang yang lainnya tidak disadari.

B.       Pengertian Guru
Menurut pepatah Jawa, Guru adalah digugu lan ditiru yang berarti bahwa guru merupakan sosok yang menjadi panutan bagi siswanya dan masih ada banyak pepatah yang berhubungan dengan guru lainnya walaupun intinya sama. Saat ini sosok guru sudah ikut "ter-reformasi". Guru dituntut untuk memiliki ilmu pengetahuan yang selalu berkembang dan mengikuti kemajuan jaman. Sudah tidak waktunya lagi guru yang kaku, memiliki pengetahuan terbatas, dan tidak mau terbuka dengan kemajuan teknologi.
Sedangkan Menurut UU RI NO 14 TAHUN 2005 Tentang Guru dan Dosen, Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah

C.        Akhlak, Definisi Dan Pembagiannya

1.        Arti Akhlak
Dalam kamus besar bahasa indonesia online kata akhlak diartikan sebagai budi pekerti; kelakuan.. Sebenarnya kata akhlak berasal dari bahasa Arab, dan jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia bisa berarti perangai, tabiat. Sedang arti akhlak secara istilah sebagai berikut; Ibnu Miskawaih (w. 421 H/1030 M) mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gambling dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perilaku/perbuatan manusia.
2.        Pembagian Akhlak
Secara umum akhlak atau perilaku/perbuatan manusia terbagi menjadi dua;
Pertama; akhlak yang baik/mulia dan
Kedua; aklak yang buruk/tercela.
3.        Macam-macam akhlak
  1. Akhlak terhadap diri sendiri
  2. Aklak terhadap keluarga (Orang tua, akhlak terhadap adik/kakak)
  3. Akhlak terhadap teman/sahabat, teman sebaya
  4. Akhlak terhadap guru
  5. Akhlak terhadap orang yang lebih muda dan lebih tua
  6. Akhlak terhadap lingkungan hidup/linkungan sekitar.
Dan inti dari berkakhlak tersebut diatas intinya adalah berakhlak baik kepada Allah SWT. Karena Allah SWT telah menjadikan diri dan lingkungan sekitar dengan lengkap dan sempurna.
4.        Tugas Manusia/Tindakan Manusia
Allah SWT menciptakan manusia dengan tujuan utama penciptaannya adalah untuk beribadah. Ibadah dalam pengertian secara umum yaitu melaksanakan segala perintah dan menjauhi segala larangannya dengan penuh kesadaran dan keikhlasan. Manusia diperintahkan-Nya untuk menjaga, memelihara dan mengembangkan semua yang ada untuk kesejahteraan dan kebahagiaan hidup. Dan Allah SWT sangat membeci manusia yang melakukan tindakan merusak yang ada. Maka karena Allah SWT membenci tindakan yang merusak maka orang yang cerdas akan meninggalkan perbuatan itu, dia sadar bahwa jika melakukan per buatan terlarang akan berakibat pada kesengsaraan hidup di dunia dan terlebih-lebih lagi di akhirat kelak, sebagai tempat hidup yang sebenarnya. Maka intinya manusia harus berakhlak yang mulia.

BAB III
PEMBAHASAN

A.      Anak Didik dan Proses Belajar
Anak didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Di sekolah anak didik belajar menurut gaya mereka masing-masing. Perilaku anak didik bermacam-macam dalam menerima pelajaran dari guru, seorang anak didik dengan tekun dan penuh konsentrasi menerima pelajaran dari guru atau mengerjakan tugas yang telah diberikan, anak didik yang lain disela-sela penjelasan guru, mengambil kesempatan membicarakan hal-hal lain yang terlepas dari masalah pelajaran, di waktu yang lain ada anak didik yang duduk melamun yang terlepas dari pengamatan guru. Oleh karena itu, dalam kegiatan belajar mengajar, permasalahan yang timbul dari perilaku anak didik bermacam-macam ketika pelajaran sedang berlangsung di kelas.
B.       Setiap Anak Didik Berbeda
Kalau persoalan perbedaan anak didik ini tidak mendapat empat dalam pendidikan tradisional, maka dalam pendidikan modern masalah perbedaan individual anak ini mendapatkan perhatian prioritas dengan memperhatikan perbedaan individual anak ini diharapkan guru jangan lagi mengulangi kesalahan-kesalahan dalam menilai anak didik sebagai pribadi. Kesalahan itu misalnya guru tidak mengindahkan perbedaan individual dan mewujudkan pelajaran kepada anak-anak yang sedang, terlampau banyak memperhatikan anak-anak yang bodoh atau yang pandai bagi kesanggupan anak. (Witheington : 1986 : 128)
Perbedaan individual anak didik cukup banyak, yang semuanya merupakan ciri dan kepribadian anak didik sebagai individu. Suharismi Ari Kunto; 1990 : 3) melihat kepribadian anak didik itu mencakup aspek jasmani, agama, intelektual, sosial, etika, dan estetika. Semuanya sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Keenam aspek diatas kendati semuanya dimiliki oleh anak didik. Karenanya, setiap anak didik punya keunikan sendiri-sendiri atas dasar keadaan yan demikian secara ideal perlakuan terhadap anak didik harus berbeda seutuhnya. Diakui oleh Abu Ahmadi (1991:108) bahwa anak didik selain ada perbedaannya. Juga ada persamannya, paling tidak ada beberapa persamaan dan perbedaan yang harus mendapatkan perhatian seperti pada aspek kecerdasan (Inteligensi), kecakapan, prestasi, bakat, sikap, kebiasaan, ciri-ciri jasmaniah, minat, cita-cita, kebutuhan, kepribadian dan pola-pola dan tempo perkembangan serta latar belakang lingkungan.
Kadar daya serap anak didik terhadap bahan pelajaran bervariasi dengan tingkat keberhasilan mulai dari kurang, minimal, optimal dan maksimal. Hal ini sebagai indikator bahwa penguasaan bahan pelajaran oleh anak didik bermacam-macam untuk meminimalkan tingkat perbedaan yang ekstern ini, maka berikanlah waktu yang bervariasi dalam belajar anak didik. Dengan begitu, setiap anak didik dapat menguasai bahan pelajaran seluruhnya. Dan kesan ada anak pandai dan anak kurang pandai dapat di netralisasi
C.      Belajar Berdasarkan Prinsip Tertentu
Telah dipahami bahwa belajar adalah berubah. Berubah berarti belajar, tidak berubah berarti tidak belajar. Itulah sebabnya hakikat belajar adalah perubahan tetapi tidak semua perubahan berarti belajar. Setelah melakukan kegiatan belajar didapatkan hasil yang efektif dan efisien tentu saja diperlukan prinsip-prinsip belajar tertentu yang dapat melapangkan jalan ke arah keberhasilan belajar. Oleh karena itulah, beberapa prinsip belajar berikut ini perlu ditelaah dengan seksama untuk mendapatkan pengertian yang mendalam sehingga dapat menerangkan ke dalam kegiatan belajar baik di rumah maupun di sekolah.
1.    Prinsip Bertolak Dari Motivasi
Motivasi untuk belajar adalah penting dalam melakukan kegiatan belajar. Motivasi merupakan pendorong yang dapat melahirkan kegiatan bagi seseorang. Seseorang yang bersemangat untuk menyelesaikan suatu kegiatan karena ada motivasi yang kuatir dalam dirinya. Motivasi sebagai suatu pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk suatu kegiatan nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi merupakan faktor menentukan dan berfungsi menimbulkan, mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan, tampak gigih, tidak mau menyerah, giat belajar. Sebaliknya mereka yang memotivasi lemah, tampak acuh, mudah putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran, suka mengganggu kelas, sering meninggalkan pelajaran, akibatnya banyak mengalami kesulitan belajar. Akhirnya, motivasi mempunyai arti yang sangat penting dalam belajar. Fungsi motivasi yang terpenting adalah sebagai pendorong timbulnya aktivitas, sebagai pengarah, dan sebagai penggerak untuk melakukan suatu pekerjaan
2.    Prinsip Pemusatan Perhatian
Dalam belajar di perlukan pemusatan perhatian. Tanpa ini perbuatan belajar akan menghasilkan kesia-siaan. Ketidakmampuan seseorang berkonsentrasi dalam belajar di sebabkan buyarnya perhatian terhadap suatu obyek. Hal inilah yang tidak di inginkan oleh siapapun yang sedang belajar. Cukup banyak orang yang mengeluh akibat tidak mampu memusatkan perhatian, padahal bahan pelajaran yang harus di kuasai sangat banyak. Ingin belajar ada gangguan. Kalaupun dapat berkonsentrasi hanyalah dalam waktu yang relatif sangat sedikit. Tetapi hal ini masih untung, karena masih ada orang lain yang tidak mampu memusatkan perhatian walaupun sebentar. Kini perlu di sadari betapa penting pemusatan perhatian dalam belajar. Tanpa pemusatan perhatian, motivasi yang besarpun tidak akan banyak dapat berbuat untuk membantu mengatasinya. Akhirnya, konsentrasi (pemusatan perhatian) adalah fungsi jiwa terhadap sesuatu masalah atau obyek dengan mengosongkan pikiran dari hal-hal lain, yang di anggap mengganggu.
3. Prinsip Pengambilan Pengertian Pokok
belajar yang berhasil adalah ditandai tersimpan nya sejumlah kesan didalam otak. Agar sebagian besar kesan-kesan itu dapat tersimpan didalam otak adalah tidak mudah, seperti membalikkan telapak tangan. Pokok pikiran itu di namakan “topik”, topik itulah yang di kembangkan menjadi sebuah paragraf. Pengambilan pengertian pokok mempercepat penguasaan bahan yang telah di pelajari.
4. Prinsip Pengulangan
belajar bukanlah proses dalam kehampaan, tetapi ber proses dengan penuh makna, agar kesan-kesan itu mudah diangkat ke alam sadar diperlukan frekuensi pengulangan dengan memanfaatkan kesan-kesan berupa ilmu pengetahuan itu, sesering mungkin. Artinya ilmu pengetahuan yang di dapat dari hasil belajar harus dimanfaatkan untuk menjawab berbagai permasalahan kehidupan. Bukan membiarkan nya mengisi otak tanpa arti.

D.      Guru sebagai pribadi kunci
Secara keseluruhan guru adalah figure yang menarik perhatian semua orang, entah dalam keluarga, dalam masyarakat atau di sekolah. Tidak ada seorang pun yang tidak mengenal figure guru. Hal ini di karenakan figure guru itu bermacam-macam.
Masyarakat melihat guru sebagai figure yang kharismatik kemuliaan seorang guru tercermin dari kepribadian sebagai manifestasi dari sikap dan perilaku dari kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu sedikit cela dan nista dari pribadi guru, maka masyarakat akan mencaci habis-habisan dan hilanglah wibawa itu. Di sekolah, figure guru merupakan pribadi kunci gurulah panutan utama bagi anak didik. Semua sikap dan perilaku guru akan dilihat, di dengar, dan ditiru olah anak didik.
Sebagai pribadi yang selalu di gugu dan di tiru, tidaklah berlebihan bila anak didik selalu mengharapkan figure guru yang senantiasa memperhatikan kepentingan mereka. Figure guru yang selalu memperhatikan kepentingan anak didik biasanya mendapatkan ekstra perhatian dari anak didik. Anak didik senang dengan sikap dan perilaku yang baik yang di perlihatkan oleh guru. Seperti di kutip oleh Syaiful Bahri Djamarah (1994:61), Frend W, Hart telah melakukan penelitian terhadap 3,725 orang anak didik HIG HTS School di Amerika Serikat. Dari hasil penelitiannya itu, dia menyimpulkan dengan mengemukakan 10 sikap yang baik dan di senangi anak didik sebagai berikut :
1.        Sikap menolong pekerjaan sekolah dan menerangkan pelajaran dengan jelas dan mendalam serta menggunakan contoh-contoh yang baik dalam mengajar.
2.        Periang dan gembira
3.        Bersikap bersahabat, merasa sebagai anggota dalam kelompok kelas
4.        Menaruh perhatian dan memahami anak didiknya
5.        Berusaha agar pekerjaan menarik
6.        Tegas, sanggup menguasai kelas dan dapat membangkitkan rasa hormat.
7.        Tidak ada yang lebih di senangi, tak pilih kasih
8.        Tidak suka mengomel, mencela, dan sarkastis.
9.        Anak didik benar-benar merasakan bahwa ia mendapatkan sesuatu dari guru
10.    Mempunyai pribadi yang dapat diambil contoh dari pihak anak didik dan masyarakat lingkungannya.

E.       Guru sebagai pengajar dan pendidik
Guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Unsur manusiawi lainnya adalah anak didik. Guru dan anak didik berada dalam suatu relasi kejiwaan, keduanya berada dalam proses interaksi edukatif dengan tugas dan peranan yang berbeda. Guru yang mengajar dan mendidik dan anak didik yang belajar dengan menerima bahan pelajaran dari guru di kelas. Oleh karena itu, walaupun mereka berlainan secara fisik dan mental, tetapi mereka tetap seiring dan setujuan untuk mencapai kebaikan akhlak, kebaikan moral, kebaikan hukum, kebaikan sosial dan sebagainya.
Semua norma tersebut di atas tidak akan pernah dimiliki oleh anak didik bila guru tidak mentransformasikan nya dengan kegiatan belajar mengajar. Mengajar adalah tugas guru untuk menuangkan sejumlah bahan pelajaran kedalam otak anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar, karenanya Withering ton (1986:1135) mengatakan bahwa teacher’s activity is o stimulate learning activity, teaching is not a routime process, it is original, inventive, creative. Mengajar adalah transfer of knowledge kepada anak didik. Mengajar selalu berlangsung dalam suatu kondisi yang di sengaja untuk diciptakan untuk mengantarkan anak didik kearah kemajuan dan kebaikan.
Guru adalah spiritual father bagi anak didik. Kemuliaan guru akan tercermin dalam kebaikan perilaku anak didik. Sekolah sebagai panti rehabilitasi anak merupakan laboratorium keilmuan bagi guru dalam mengajar dan membelajarkan anak didik dalam perspektif keilmuan. Di tempat ini anak didik belajar bebas terpimpin, aktif, kreatif, dan mandiri di bawah bimbingan dan pengawasan yang mulia dari guru.

F.        Ucapan dan Perilaku Guru dapat Menjadi Motivasi Bagi Siswa

Bagi seorang siswa, setiap kata- kata yang diucapkan oleh seorang guru merupakan semangat tersendiri dalam kegiatan pembelajaran bahkan masa depan seorang siswa dan hal itu dapat menjadikan motivasi yang dapat merubah pandangan setiap siswa. Pada dasarnya, setiap siswa mempunyai tujuan ketika ia duduk di bangku sekolah, mulai tujuan untuk memenuhi wajib belajar 9 tahun, memperoleh prestasi, hingga untuk merubah hidupnya menjadi lebih baik.
Mayoritas siswa akan mendengarkan kata- kata guru dan melihat bahkan cenderung meniru perilaku guru. Kata- kata guru akan lebih banyak diingat oleh siswa dan perilaku guru akan lebih mempengaruhi perilaku siswa. Ketika guru ditempatkan sebagai seorang motivator, guru sebaiknya mampu mengarahkan siswa supaya menjadi pribadi yang lebih baik melalui setiap tutur kata dan perilaku.
Sebagai seorang motivator, seorang guru sebaiknya mengetahui apa hobi, kemampuan serta cita- cita siswanya, sehingga guru bisa mengarahkan siswa dan anak bisa memotivasi dirinya untuk bisa maju dalam hobi, kemampuan, dan cita- citanya.
Seorang guru baiknya memberi contoh kepada siswa, ketika kita memerintah siswa supaya membuang sampah pada tempatnya, siswa akan meniru kebiasaan itu ketika siswa melihat sendiri guru membuang sampah pada tempatnya. Seorang guru pada saat kegiatan belajar mengajar dalam kelas, misalnya “ayo, budi selesaikan soal ini, kamu pasti bisa”. Dengan ucapan guru tersebut siswa mendapatkan semangat tersendiri untuk mengerjakan soal.
Ingat kata- kata “guru (digugu lan ditiru)”, setiap kata dan perilaku guru memberi kontribusi besar bagi keberhasilan siswa baik di dalam kelas maupun di luar kelas karena setiap siswa memperhatikan gurunya. Jadi, guru berilah praktek dari teori- teori yang anda berikan kepada siswa, tentunya yang terbaik bagi siswa dan jangan lupa senyum, senyum akan menarik perhatian siswa untuk menimbulkan rasa percaya diri siswa pada saat kegiatan pembelajaran.
G.      Tanggung Jawab Seorang Pendidik
Diantara tanggung jawab besar yang jelas diperhatikan dan disoroti oleh Islam juga oleh penalaran logika, adalah tanggung jawab seorang pendidik terhadap orang-orang yang berada di pundaknya, berupa tanggung jawab pengajaran, bimbingan dan pendidikan. Ini sesungguhnya bukan tanggung jawab kecil dan ringan, karena telah dituntut sejak seorang anak dilahirkan hingga ia mencapai usia remaja, bahkan sampai ia menginjak usia dewasa yang sempurna.
Seorang pendidik, baik guru, ayah ibu, maupun tokoh masyarakat, ketika melaksanakan tanggung jawabnya secara sempurna, penuh dengan rasa amanat, kesungguhan serta sesuai dengan petunjuk Islam, maka sesungguhnya ia telah mengarahkan segala usahanya untuk membentuk individu yang penuh dengan kepribadian dan keistimewaan. Ia juga sesungguhnya telah ikut andil dalam membentuk keluarga saleh yang penuh dengan kepribadian dan keistimewaan diatas. Dengan demikian, baik disadari maupun tidak, ia telah ikut mengambil bagian penting dalam membangun masyarakat ideal. Inilah logika Islam dalam menciptakan kemaslahatan.
Kalau diteliti ayat-ayat Al Qur'an Al Karim maupun hadis-hadis Rasulullah Saw. yang menganjurkan kepada para pendidik untuk melaksanakan tangggung jawab mereka dan memperingatkan mereka manakala melalaikan tanggung jawabnya itu.
Diantara ayat-ayat tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Al Qur’an Surah At Tahrim ayat 6
$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka" (QS At Tahrim: 6)
2.    Al Qur’an Surah An Nisa ayat 11
ÞOä3ŠÏ¹qムª!$# þÎû öNà2Ï»s9÷rr& ( 3
Artinya: "Allah mensyariatkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk) anak-anakmu..."(QS An Nisa': 11)
3.    Al qur’an Surah Al Baqarah ayat 233
* ßNºt$Î!ºuqø9$#ur z`÷èÅÊöãƒ £`èdy»s9÷rr& Èû÷,s!öqym Èû÷ün=ÏB%x. (

Artinya: "Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh." (QS Al Baqarah: 233)
Sedangkan diantara hadis-hadis yang berkenaan dengan persoalan ini adalah sebagai berikut:
1.      "Seorang laki-laki (suami) adalah pemimpin di dalam keluarganya dan ia bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya itu. Dan seorang wanita (istri) adalah pemimpin di dalam rumah suaminya dan ia bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya itu." (HR.Bukhari dan Muslim)
2.      "Seorang yang mendidik anaknya itu lebih baik daripada bersedekah satu sha'."(HR. At Tirmidzi)
3.      "Seorang ayah tidak pernah memberi kepada anaknya sesuatu yang lebih baik dari pada adab yang mulia." (HR. At Tirmidzi)
4.      " Ajarkanlah kebaikan kepada anak-anak kamu dan keluarga kamu dan didiklah mereka" (HR. Abdur Razzaq dan Sa'id bin Mansur)
5.      " Didiklah anak-anakmu pada tiga hal: mencintai Nabimu, mencintai ahli baitnya, dan membaca Al Qur'an." (HR. Ath Thabrani)
6.      "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sebelum ia ditanya tentang empat hal: tentang umurnya untuk apa ia habiskan, tentang masa mudanya untuk apa ia rusakkan, tentang hartanya dari mana ia mendapatkannya dan untuk apa ia menafkahkannya, dan tentang ilmunya yang ia amalkannya." (HR At Tirmidzi)
Bertolak dari petunjuk-petunjuk Al Qur'an dan hadis Nabi di atas, para pendidik betul-betul menaruh perhatian yang sangat besar terhadap persoalan pendidikan anak-anak mereka dari generasi ke generasi, mereka juga sangat memperhatikan pengajaran dan bimbingan untuk meluruskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi pada anak mereka


BAB IV
PENUTUP
A.      Kesimpulan
Setelah kita membahas tentang topik yang menjadi bahasan pada pembahasan dalam karya tulis ini, maka penulis memberikan kesimpulan sebagai berikut:
1.    Anak didik adalah subyek utama dalam pendidikan, dan guru adalah salah satu unsur manusia dalam proses pendidikan. Keduanya berada dalam proses interaksi, dengan tugas dan peranan yang berbeda.
2.    Setiap anak didik berbeda, perbedaan individual anak didik cukup banyak, yang semuanya merupakan ciri dan kepribadian anak didik sebagai individu.
3.    Figur guru merupakan pribadi kunci, karena guru panutan utama bagi anak didik.
4.    Guru sebagai pengajar dan pendidik, mengajar adalah tugas guru untuk menuangkan sejumlah bahan pelajaran kedalam otak anak didik. Guru yang mengajar dan anak didik yang belajar.
5.    Sebagai guru harus memiliki dan menguasai prinsip-prinsip mengajar dan selalu aktif-kreatif menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar.

B.       Saran-Saran
1.      Dengan adanya anak didik dan guru maka proses belajar mengajar bisa berjalan dengan baik, sehingga pembelajaran dan tujuan dari pendidikan tercapai.
2.       Saya harapkan kita sebagai  pendidik bisa dan mampu menjadi seorang guru yang baik dan disenangi anak didik.
3.      Saya harapkan guru harus mempunyai prinsip-prinsip dalam mengajar.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar